Dengan puasa, zikir/wirid, amalan, doa, membaca ayat-ayat Qur’an, dengan mantra, sya’ir-syair yang dibuat para Ulama Hikmah atau yang didapat dari ilham para Ulama Hikmah atau dari ilham Ahli Tasawuf dan lain-lain.
saya dilahirkan di kota bandung pada tanggal 04-04-67 sebagai anak tunggal. hobi saya menulis dan membaca. kini saya alhamdulillah telah diberkahi oleh ALLOH SWT SEHINGGA BISA MENATA TULISAN DALAM BLOG INI UNTUKBERBAGI SEDIKIT PENGETAHUAN PADA ANDA
Y SYARIF SILAHUL MUKMIN adalah orang yang hidup dan tumbuh dari hiruk pikuk kehidupan dan bertungkus lumus menjawab tantangan dan permasalahan kehidupan tersebut hampir pada setiap detak waktu yang dijalaninya.
Sejak dilahirkan tanggal 4 April 1967 dari rahim seorang Ibu bernama Jeanie Lionie dengan seorang Bapak bernama Kirman Syah bin Abu Bakar l, dia sudah menghadapi berbagai persoalan. Konon, pada masa kecilnya bayi bernama Syarif –sudah ditempa oleh alam. Matanya yang terkatup (katanya seperti buta dan mengeluarkan lendiri) sejak lahir mengharuskan terjadinya pergantian nama dari M. Kanton menjadi M. Sabar atas saran dari “orang pandai” di kampungnya. Milu alias M. Kanton alias M. Sabar alias Amsakar pada akhirnya dapat disembuhkan. Dan sejak saat itu, sang nenek yang bernama Zainab dan Datok bernama Jubil, konon sangat menyayangi sang bayi. Itulah sebabnya, Amsakar Achmad kecsyarifuddin lebih sering bersama nenek dari pada bersama emak dan bapaknya.
Seiring dengan perjalanan waktu, syarif bergumul melewati masa kecilnya dengan berbagai keterbatasan. Kendati demikian, ia tetaplah melewati hari-harinya dengan canda dan tawa. Lelaki yang suka merantau ini, memang memiliki karakter yang mudah dekat dan akrab dengan siapa saja. Itulah sebabnya, dia memiliki banyak kawan di manas-mana. Meskipun sudah biasa mengalami kesusahan,kelaparan,kesedihan tapi sekali lagi, dia menganggap semua itu hal yang biasa dan jika tidak meninggalkan bekas, pasti dia tidak akan menceritakan apa yang dialaminya kepada siapapun Sebab jika hal tersebut diceritakan,
Disamping itu, syarif juga Belum cukup sampai di situ, Selanjutnya pada tahun 1999 syarif nekad dengan perjalanan awal di Bengkulu . Selama melanjutkan pendidikan di SMA ini, Amsakar tinggal di Kampung Baru dengan Pak Itam Buang dan Mak Itam Tasni. Masa SMA bagi Amsakar telah menorehkan kesan tersendiri, khususnya yang terkait dengan prestasi belajar yang memperlihatkan trend meningkat dari waktu ke waktu bahkan ketika tamat Amsakar berhasil menjadi Juara I di kelasnya. Kesan lainnnya yang juga cukup penting menyangkut masa pacaran yang boleh disebut menyimpan kenangan yang dalam, dan kenakalan seorang putri yang kebetulan memiliki hobby menari, memasak, berenang dan bernyanyi .ini. Saking gilanya dengan kecantikannya, syarif seringkali harus terlambat masuk kerja. Pak eddy yang memimpin sebuah hotel, senantiasa harus mengerutu bilamana syarif terlambat datang. Meskipun demikian, di kantor dan dalam diskusi serta tugas-tugas lain , syarif selalu mendapatkan peran dari teman-temannya.dan dipercaya siapapun, pekerjaannya yang tak tahu lelah siang malam lemburpun mau tanpa tidur lagi.
Begitulah. Tatkala tekad sudah bulat disertai dengan bekal sebingkai hikmah, syarif pun menutup masa remajanya di Bengkulu , Saat itu, Syarif benar-benar tak peduli lagi dengan statusnya. Ia kemudian memutuskan menikah di Bengkulu. Waktu terus mengalir bagai air, tak terasa bahwa Syarif telah 2,5 tahun meninggalkan Bandung. Ketika rasa putus asa muncul tiba-tiba dan harapan hampir kandas untuk menggapai cita-cita, Syarif justeru mendapat dukungan moril yang luar biasa dari sang isteri. Lantas rencana Tuhan kembali menjemput hati Syarif untuk mulai berfikir membuka usahanya. Saat itu, Syarif memberanikan diri belanja pakaian karungan yang disebut pada saat itu baju batam kalau sekarang istilahnya cimol. , Dan Syarif pun kemudian berhasil mempertahankan rumah tangga tersebut dengan mendapatkan anak pria satu. Begitulah, tatkala Tuhan sudah memiliki rencana, tak ada satupun kuasa manusia yang sanggup mempercepat atau memperlambatnya, kendati pun cepat dan lambat tersebut hanya untuk satu detik saja. Ya Rabbul Jalil, Engkaulah yang memiliki segala tahu manakala aku tidak tahu. Engkaulah tempat berlabuh segala asa tatkala aku sudah hampir putus asa. Kepada-Mu lah aku bermohon dan berserah diri, dan hanya kepada-Mu lah tempat aku kembali.
Setelah dua tahun menetap di Bengkulu , perdagangan Syarif dan keluarga juga harus berhenti ,karena tidak boleh ada pengiriman dari Batam lagi. Kembali Syarif harus menyewa rumah di Batu Aji. Perjalanan karir lelaki inipun tergolong lumayan. Setelah jatuh usaha Syarif , 21 Juni 1999 sampai 3 September 2001, syarif tidak lagi berjualan pakaian melainkan jualan sayuran mentah didepan rumahnya. Yang setiap subuh harus bangun sebelum orang-orang terbngun mempersiapkan daganggannya untuk para tetangga dekat. Dan pada tahun 2002, Syarif bercerai lagi tak ada kesempatan untuk mendapatkan kelanjutan rumah tangga dengan anak 1, pada tanggal 21 April 2002 Syarif menduda.
Dan mulailah berjalan seorang diri ke berbagai tempat . kampung, hutan, kuburan dll. Untuyk mencari ilmu kebatinan. Ingin merubah dirinya lebih dekat lagi dengan Alloh SWT.
Ini Otobiografi yang ditulis sendiri sehingga sangat mungkin masuk anasir subyektivitas dalam narasinya. Untuk itu bagi rekan-rekan yang merasa informasi otobiografi ini belum lengkap atau ada yang tertinggal atau ada yang salah, silahkan beri komentar untuk ditambahkurangi.
Terima kasih dan walaikum salam wr wbr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar